Friday, May 25, 2018

Mengatur Keuangan


Kalo masalah duit, emak-emak mah jagonya ya nggak? Yup, dari kelas 3 SD bunda sudah diberikan uang jajan bulanan sama mama bunda. Jadi, mau nggak mau harus bisa ngatur uang jajan biar cukup buat sebulan. Tapi, menurut bunda, dikasih uang jajan bulanan itu banyak manfaatnya. Selain manfaat jangka panjang yang bunda rasakan sampai sekarang, ada juga manfaat jangka pendek yang dulu bisa langsung bunda nikmati. Hal ini yang membuat bunda ingin menerapkan metode kasih uang jajan bulanan ke anak-anak. :)

Manfaat jangka pendeknya adalah besaran uang jajan satu bulan dihitung 30hari, jadi waktu itu, 1 hari dikasih jatah 500 sama mama, jadi 1 bulan dapat 15rb. padahal kan kita sekolah nggak full 30 hari, ya kan?. Yang artinya ketika libur bunda tetap dapat jatah uang jajan. Padahal oh padahal kalo libur dan pengen jajan mah tetep aja minta uang ke mama atau papa. Dari situ bunda bisa saving sampai 5rb perak buat dikumpulin dan kalo udah terkumpul 15rb-20rb bunda langsung minta dianterin ke toko kaset buat beli kaset inceran bunda. Enak kan? haha :D

Selain manfaat jangka pendek, ternyata bunda mendapatkan manfaat jangka panjang yang bisa bunda nikmati sampai sekarang. Pertama, bunda "cukup" baik dalam mengatur keuangan. Bunda terbiasa dengan membuat perencanaan keuangan setiap bulannya. Walaupun demikian, bunda tidak begitu telaten untuk mencatat setiap detail pengeluaran. Bunda hanya menerapkan pokoknya uang yang boleh dibelanjakan dalam sebulan sekian, tanpa ribet dengan detailnya. Kalo hari ini bisa ngirit ya itu berarti keuntungan di kemudian hari.hehe

Kedua, bunda terbiasa membeli barang yang memang benar-benar dibutuhkan bukan sekedar yang diinginkan. Boleh aja kok kita beli barang yang diinginkan, tapi ya enggak setiap saat dan harus sesuai kemampuan. Jadi misal nih ya, bunda pengen beli sepatu X yang harganya lumayan mahal bagi bunda, maka bunda akan berhemat selama 1 bulan dan diakhir bulan kalo memang uang bunda cukup, baru bunda akan beli sepatu itu. Prinsip bunda, mending kita berhemat ketika punya aung dari pada kita ngirit karena nggak punya uang. haha *prinsip macam apa itu.

Selanjutnya, bunda terbiasa menabung diawal. Kalo kata Warren Buffet, Jangan menabung sisa dari uang belanja Anda, melainkan belanjkan setelah Anda menabung. Nah bunda setuju banget nih. Jadi, prinsip bunda nabung dulu baru deh habisin. Bunda yakin kalo sisa uang belanja yang bunda tabungkan, pasti setiap bulannya bunda nggak bakal nabung deh, alias selalu habis di akhir bulan. Okelah hobi menabung, tapi uang yang bunda tabung kurang ada peruntukan jelasnya. Dalam pikiran bunda, ya bunda nabung aja, timbun terus sampai banyak. Tapi, lain bunda lain suami. Suami bunda bilang, kalo nabung itu harus ada peruntukannya. Jadi, tabungan itu dibagi menjadi beberapa pos tabungan, misal ini tabungan buat sekolah, ini buat renovasi rumah, buat jalan-jalan dll.

Begitulah sedikit cerita soal mengatur keuangan. Setiap orang kan punya pemikiran, cara dan kebutuhan masing-masing ya. Jadi bisa jadi cara bunda berhasil buat bunda dan keluarga tapi belum tentu cocok buat keluarga lain. Tinggal disesuaikan saja mana yang bisa dipakai mana yang sepertinya nggak cocok diterapkan. Selamat mangatur keuangan, bunda. ^-^




Saturday, May 19, 2018

Planetarium Jakarta

Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan ya bunda semua. Semoga kita diberikan kekuatan untuk menjalankannya dan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Sempet vakum curhat disini untuk beberapa lama, akhirnya ketemu wangsit buat nulis lagi. Semoga istiqomah ya bund.

Beberapa minggu yang lalu Mas Dzaky tiba-tiba ngajakin ke Planetarium. Katanya sih tertarik karena denger cerita dari Bu Guru. Lanjutlah bunda cari-cari info jadwal penayangan filmnya. Pengalaman beberapa tahun yang lalu, datang di waktu yang kurang tepat yang bikin kita harus nunggu lama pake banget.huhuhu

Berbekal info dari dunia maya, langsung deh kita putuskan buat berangkat dari rumah jam 9an. Berangkat dari rumah naik motor ke stasiun Cakung, lanjut naik KRL jurusan Jakartakota. Turun di Stasiun Cikini, dan kita makan dulu dong, karena menurut info yang bunda baca, jadwal penayangannya adalah jam 10.00, 11.00, 13.00 dan 14.00. Cocoklah kita mau nonton yang jam 13.00 aja rencananya. Selesai makan, kita lanjut naik bajaj, sebenarnya kalo menurut google map jarak ke Planetarium dari Stasiun Cikini sekitar 3km, lumayan juga kan kalo jalan kaki. Sampai disana agak kecewa. Cerita masa lalu terulang. Emang nasib ya, ternyata jadwal pertunjukan itu cuma 3 kali untuk weekend yaitu pukul 09.00, 12.00 dan 15.00. Ya Ampun bund, itu jadwal tahun berapa sih yang dilihat. Sampai sana jam 12 kurang dan loket pertunjukan sudah ditutup. Dan antrian untuk pertunjukan jam 15.00 udah mengular. jadi, kalo bunda berniat mengajak anak-anak buat nonton di Planetarium, jangan harap seenak dan segampang kalo mau nonton di bioskop.

Bunda harus antri minimal 1 jam sebelum film dimulai dan setiap 1 orang hanya boleh beli maksimal 4 tiket. Kalo bawa anggota keluarga lebih dari 4 berarti yang antri juga harus lebih dari 1 orang. Oia, kata abinya anak-anak sewaktu antri itu, petugas sudah membagikan kertas antrian buat sekalian menghitung antriannya sampai mana. Karena kapasitas ruangannya cuma 300 seat.

Daripada anak-anak bosen, bunda bisa ajak anak-anak ke Perpustakaan Umum yang gedungnya sebelahan sama Planetarium. Beberapa kali lihat reviu soal perpus ini yang katanya oke banget buat anak-anak. Ternyata enggak salah. nyaman banget tempatnya, ada tempat bermain dan membaca yang luas dan nyaman. Buku dan mainan yang disediakan juga lumayan banget. Lumayanlah ya, anak-anak senang, bundanya ikut ngadem.

Alhamdulillah, abi berhasil dapat tiketnya dan kita nonton yang jam 3. Lama pertunjukan lebih kurang 1 jam. Kita diajak untuk berpetualang dari terbit matahari hingga matahari tenggelam. Tak lupa kita juga diajak menikmati sensasi berpetualang ke luar angkasa, belajar banyak nama gugusan bintang, planet dan galaksi.

Seru dan cocok banget buat anak-anak yang punya rasa ingin tahu yang tinggi serta menjadikan kita lebih mengenal kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya. Selain itu, memberikan kita kesadaran seberapapun hebatnya kita, kita tak lebih dari butiran debu di bumi jika dibandingkan dengan ciptaan Allah Yang Maha Besar.