Pertama, mbah putri dari papa. Beliau ini dulu membantu ekonomi keluarga dengan berdagang kebutuhkan sehari-hari. Walaupun saya belum sekalipun pernah bertemu dengan beliau karena beliau sudah meninggal sejak papa mama saya belum bersatu. Tapi menurut cerita dan bukti yang dapat dipercaya yaitu foto mbah putri lagi nungguin warungnya itu yang membuat saya percaya.
Kedua, mbah putri dari mama. Wah kalo cerita tentang kejayaan mbah putri saya yang satu ini pasti ga ada habisnya. Beliau ini sangat berjaya pada jamannya, dari jualan pakan ternak, telur puyuh, ayam potong, sampai barang-barang keperluan sehari-hari dilibasnya. Saya bisa mengatakan seperti ini, karena saya adalah salah satu saksi hidupnya. Jaman saya TK, saya tinggal bersama beliau, dan super sekali, pelanggannya bisa sampai luar kota.. Beliau benar-benar pedagang yang sukses pada jamannya dulu.
Ketiga, tak lain dan tak bukan mama saya sendiri. Mama saya seorang pegawai tapi punya sambilan berdagang bermacam-macam pakaian. Dulu saya suka diajak mama ke produsen pakaian batik. Saya besar di kota batik Pekalongan. Dari produsen tersebut mama jual sendiri atau dititipkan ke pedagang yang lain. Hebat, saya sangat kagum dengan kerja keras mama. Love u maaaa
Sejak SD, mama saya sudah mengajarkan saya untuk berdagang. Sebenarnya bukan karena untuk menambah penghasilan atau apa, tapi kata mama ini cara mama untuk menumbuhkan mental berani dan percaya diri dalam diri saya. Selain itu, cara ini juga mengajarkan saya agar dapat mengatur keuangan dengan baik. Termasuk dengan saya diberi uang saku bulanan oleh mama.
Jaman SD, aku jualan kertas binder, tau ga kertas apa itu? itu lo kertas isi ulang binder. Waktu itu, kertas ini sangat digemari oleh anak-anak seumuran saya karena gambar dan warna yang beraneka ragam dan menarik. Beli di toko 1 pack Rp3.000/10pc, aku jual Rp500.. Lumayan, untungnya bisa buat jajan atau beli kaset idola favorit saya...^^ Enggak itu saja jualan saya waktu SD, aku juga jual kelereng dan katu bergambar. Kalo kelereng dan kartu yang saya jual ini adalah hasil saya menang main sama temen. Karena sering sekali keberuntungan ada di tangan saya, maka sering banget saya menang. Alhamdulillah.. Dan karena udah saking banyaknya akhirnya saya punya ide buat menjual barang-barang saya tadi...hahaha *keliatan matre dari kecil
Masa SMP tidak saya pergunakan untuk berdagang, karena melihat kondisi pasar yang kurang memungkinkan menurut saya. Atau sayanya saja yang belum beradaptasi dengan lingkungan baru. Saya pindah dari Pekalongan ke Comal saat itu. Jadi, benar-benar merasakan teman dan lingkungan baru yang sangat berbeda.
Jiwa berdagang saya muncul kembali saat SMA. Bersama dengan sepupu dekat saya Lilian, kami patungan yang digunakan sebagai modal. Kami bertekad enggak menggunakan uang itu untuk apapun kecuali untuk diputarkan kembali. Segala jenis barang kami jual, dari kertas isi binder, tempat pensil, stiker, pernak pernik lucu dan terakhir saya mencoba membuat gantungan kunci dari kain flanel. Lumayan hasilnya. Uang hasil berjualan itu kami gunakan buat menambah uang saku study tour ke Bali... Pengalaman yang sangat luar biasa bukan?
Saat kuliah sempat berjualan batik, tapi kurang berkembang, sayanya yang kurang promosi. Hanya beberapa kali menerima pesanan dari teman saja. Saat ini saya dengan semangat tinggi membuka online shop yang menjual mukena santung dan kaos batik. Toko online ini saya namakan BUTICKA. Sekalian mau promosi aaahh.. Bagi bunda-bunda semua yang mau beli mukena langsung aja hubungi saya yaaa.. Dengan senang hati saya akan menerima pesanan kalian semuaaaa.. hihihi ^^
Demikian sekilas napak tilas riwayat berdagang saya. Semua berkat mama saya yang selalu mengajarkan kepada saya untuk bermental berani dan mencari rejeki dengan halal serta kerja keras.
"Terima kasih mama.. Kaulah wanita inspirasiku"
Tulisan ini disertakan pada Give Away : Perempuan dan Bisnis,
terima kasih sudah turut serta di Give Away : Perempuan dan Bisnis ya Bunda Dzaky, good luck ;)
ReplyDeletemakasih mbak...^^
Delete