Merantau Membuatku Bertemu Cinta Sejatiku

Tahun 2007, setelah lulus SMA, aku diterima di sebuah sekolah kedinasan di Jakarta. Aku tidak terlalu takut waktu itu karena aku numpang tinggal di rumah Budeku. Aku tidak pusing mencari makan sendiri, ataupun takut sendiri karena ada bude yang selalu bisa dijadikan teman ngobrol. Rumah Bude tidak begitu jauh sebenarnya dari sekolahku itu.. Tapi karena aku baru di sana, aku ga pernah berani keluar malam hari, alhasil aku tidak bisa ikut kerja kelompok, kegiatan ekstrakulikuler dan acara kampus lainnya yang diadakan malam hari.

Sekitar 6 bulan aku tinggal di rumah Bude. Kegiatan perkuliahanpun semakin padat dan terkadang harus belajar kelompok pada malam hari, maka aku putuskan untuk ngekos saja. Dan inilah awal dari cerita merantauku. Awal ngekos hanya aku saja yang ngekos di rumah itu. Ga ada teman ngobrol, curhat atau belajar bareng *sok rajin.. Makanya aku sering banget main ke kosan temenku Rini.. Seru sekali kos-kosannya. Bisa dibilang ngapakers semua anggota kosannya.. Gelak tawa selalu mawarnai hari-hari kosan itu. Aku iri banget. Pengen punya kosan dan teman kosan seperti itu. 

Sebulan aku bertahan dikosan pertamaku. Ada sedikit masalah yang membuat aku harus cari kosan baru. Dan aku dapat kosan yang sungguh homy banget. Ibu kosnya baik, anak-anak ibu kosnya juga ramah-ramah dan mbak mbak kos yang super duper baik dan menyenangkan. Disinilah aku bertemu mbak Andiah, mbak Ocha, mbak Novi dan mbak Anggi.. Pertemanan aku dan mereka sangat singkat, hanya beberapa bulan, Tapi mereka akan selalu aku ingat sebagai teman kos pertamaku yang menyenangkan.. Terima kasih mbak mbak semua. Aku harus meninggalkan kosan itu terlebih dulu karena aku hanya 1 tahun di kampus itu.hihihi 

Pengumuman penempatan, semakin membuat jantungku berdebar. Aku ditempatkan di kantor pusat Jakarta. Membayangkan aku harus tinggal di kota yang penuh polusi, macet dan penuh dengan hiruk pikuk manusia dengan urusannya masing-masing. Saat itu satu-satunya orang yang aku kenal, aku percaya dan aku jadikan panutan adalah mbak Ani. Kami memang baru bertemu saat kumpul sesama penempatan instansi. Aku ikut kemanapun dia ngekos. Aku percaya akan pilihannya. Apapun itu aku ikuti *ga berpendirian banget ya..hehe

Pertama ngekos aku sungguh sedih. Kamarnya masih berantakan. Aku ga tau harus mengaturnya seperti apa, aku ga tau harus memulainya dari mana.*ketahuan ga kreatifnya :D Aku pergi ke kamar mbak Ani. Aku lihat dia menata kasur, perabotannya dan mulai membersihkan kamarnya. Aku ikuti semua yang dia lakukan. Aku minta bantuannya untuk menata kamarku. Bener-bener cupu abis deh... *malu-maluin ya..haha

Belum apa-apa aku tutup pintu kamar, aku nangis sejadi-jadinya. Aku membayangkan gimana nasibku nanti hidup sendiri di kota besar ini. Kota yang penuh hiruk pikuk dan jauh dari orang tua. Saat itu aku membatin "aku ingin menikah saja". Pikiran yang aneh kan? Aku pikir dengan menikah aku mempunyai teman, teman yang setia menemaniku kapanpun aku membutuhkan.. Pikiran yang kekanak-kanakan banget!!! 

Tapi itulah rencana Allah.. Aku dipertemukan dengan cinta sejatiku di kota perantauan ini. Di sini aku bertemu belahan jiwaku, pujaan hatiku, partner terbaik dalam hidupku.. Dialah suamiku. Sebenarnya dia keturunan orang Purworejo tapi lahir dan besar di Jakarta. Kami bertemu di kantor, ya suamiku sekantor denganku.. Aku menikah dengannya tanggal 3 Desember 2009, tepat satu tahun sejak aku ditempatkan di kantor pusat itu. Luar biasa bukan rencana Allah? Dalam waktu 2 tahun sejak kelulusan SMAku, aku bertemu dengan belahan jiwa dan menikah. Bersyukur aku mengalami semua itu, semua cerita, semua tangis dan kebingungan berujung keindahan. Ini kisah terindah dalam hidupku.. Terima kasih Ya Allah atas segala cerita yang Kau rangkai sedemikian indahnya untukku. Dan aku menyebutnya "merantau membuatku bertemu cinta sejatiku" ^^ Alhamdulillah ya.... 

"Artikel ini diikutkan Giveaway Gendu-gendu Rasa Perantau"

Cerita Bunda 

Februari Penuh Cinta 

^^